BANDUNG, AKUIAKU.COM – DINAS Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat di bawah Pimpinan Dr. Siska Gerfianti, membuat beragam inovasi terkait program-programnya kepada masyarakat.
Melalui Kolaborasi dengan para Seniman, Budayawan danJurnalis, pesan-pesan penting seperti Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dikemas dalam Konten Video yang menghibur dan mudah dicerna.
“Kami ingin mengangkat Program-program Jawa Barat dengan Sudut Pandang (POV) masing-masing. Kalau Media, dengan Pemberitaan yang ramah perempuan dan anak. Para Seniman kami ajak untuk menelurkan Video-video Layanan Masyarakat dengan Bahasa dan Budaya Kasundaan,” ujar Kepala Dinas DP3AKB, Dr. Siska Gerfianti, dalam acara ramah tamah di salah satu tempat Mamin di Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Dengan pendekatan Humor dan Seni, informasi justru lebih cepat diterima. Sebagai bukti, Video Pilot Project bertema “Vasektomi” yang dibuat sebelumnya, berhasil meraih jumlah penonton (Views) yang banyak.
“Kalau dibawa Bobodoran (Candaan atau Humor) orang cepat menangkap atau mengerti. Makanya kita bikin Video seperti ini,” tambah Dr. Siska.
Salah satu Seniman yang terlibat, Ki Daus, membagikan pengalamannya.

Menurutnya, mengemas Misi Edukasi dalam “Bungkus” Humor telah lama dilakukannya, mulai dari Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini, hingga program DP3AKB dan Keluarga Berencana (KB) seperti sekarang.
“Kami mengadakan Pagelaran Sandiwara dengan Judul yaitu “Pernikahan”. Di dalamnya ada nilai-nilai sangat postif. Saya memerankan orang yang tidak baik, yang kemudian menjadi sadar. Pesannya masuk dan Alhamdulillah disaksikan oleh para Kepala Dinas,” cerita Ki Daus, Seniman Seni Peran Sunda Senior yang hadir bersama Ceu Popon, Mang Jaja dan Asep Balantrak.

Selaku Sutradara yang terlibat dalam Proyek ini, Asep Balantrak, mengungkapkan, ini adalah kelanjutan dari Pilot Project yang sukses di Pangandaran. Respon Positif masyarakat mendorong dibuatnya Episode-episode lanjutan.
“Masyarakat butuh Informasi yang mudah dicerna. Lewat Media dan Seniman, akhirnya kita buat. Sekarang fokus ke DP3AKB. Misalnya tentang KDRT, Vasektomi dan Masalah Pernikahan,” paparnya.

Materi yang diangkat dalam Konten-konten ini antara lain program unggulan Pemerintah Daerah Jawa Barat seperti “Jabar Berani” dan “Jabar Cekas”.
“Selama ini mungkin belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat faham fungsi dari DP3AKB dan Berani Melaporkan serta Menolak Kekerasan,” ucapnya.
Dr. Siska Gerfianti menegaskan, membangun Jawa Barat tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah saja. Peran serta semua pihak, termasuk Akademisi, Bisnis, Momunitas (seperti Organisasi Keagamaan dan Perempuan), serta Media sangat dibutuhkan.
“Basic karakter bangsa itu Budaya. Ke depan, kita akan terjemahkan program-program kita dengan POV Budaya. Sehingga lebih mudah dicerna. Tahun depan mungkin kita akan mulai dengan Podcast, mengundang berbagai Narasumber dengan POV-nya masing-masing,” pungkas Dr. Siska Gerfianti yang akrab disapa Doksis.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan Edukasi yang Informatif, Menenangkan, Ramah Perempuan dan Anak. Serta mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat Jawa Barat. (HKS).
AkuiAku Medianya Insan Berjiwa Seni