BANDUNG, AKUIAKU.COM — NIRA Wulansari, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Unit Layanan Disabilitas (ULD) Dinas Pendidikan Kota Bandung. Dalam Sosialisasi Implementasi ‘Bandung Ramah Anak’ yang digelar SDN 059 Cirangrang Kota Bandung ini.
Nila Wulansari selaku Narasumber, berbagi tentang pentingnya kesadaran Orang tua akan tumbuh kembang anak dan bagaimana menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi para peserta didik.

Tidak hanya menangani anak dengan Disabilitas, Nira Wulansari juga tergabung dalam Satuan Tugas Penanganan Kekerasan pada Peserta Didik (PKPP). Terdiri dari Sembilan Psikolog dan Satu Pengacara, yang siap menangani beragam kasus, mulai dari kekerasan hingga persoalan yang melibatkan Aspek Hukum.
Tumbuh Kembang Anak: Tanggung Jawab Bersama, Bukan Hanya Sekolah
Seringkali, ada persepsi bahwa sekolah adalah pihak utama yang bertanggung jawab atas pendidikan dan perkembangan anak.
Padahal, tumbuh kembang anak adalah sebuah mosaik yang disusun oleh banyak pihak. Sekolah, Orang tua, dan Lingkungan Masyarakat adalah Tiga Pilar Utama yang harus bersinergi.
Anak tidak hanya belajar akademis di sekolah, tetapi juga membentuk karakter, nilai-nilai kehidupan dan keterampilan sosial. Proses ini akan optimal jika didukung oleh pola asuh yang konsisten di rumah dan lingkungan yang positif.
Karena itu, komunikasi dan kerja sama yang baik antara Orang tua dan Guru adalah kunci kesuksesan anak.

Mengelola Konflik dengan Bijak: Anak Belajar dari Contoh Kita
Dalam interaksi sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah, gesekan dan konflik adalah hal yang wajar. Yang terpenting bukanlah menghindari konflik sama sekali, tetapi bagaimana kita menanganinya.
Sayangnya, banyak Orang tua dan pengasuh yang masih cenderung reaktif, mengedepankan emosi seperti marah, alih-alih mencari solusi.
Anak-anak adalah Peniru Ulung. Mereka belajar cara menyelesaikan masalah dengan mengamati orang dewasa di sekitarnya. Jika kita menyelesaikan masalah dengan teriakan dan kemarahan, itulah yang akan mereka serap.
Sebaliknya, jika kita mengedepankan diskusi dan musyawarah untuk mencari jalan keluar, anak akan belajar bahwa setiap persoalan dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan komunikasi yang baik.
Langkah-Langkah Menuju Pengasuhan yang Aman dan Positif
Lalu, apa yang dapat kita lakukan ?
1. Tingkatkan Kesadaran: Sadari bahwa peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh adalah yang utama. Sekolah adalah mitra, bukan pengganti.
2. Kelola Emosi: Sebelum bereaksi, tarik napas dalam-dalam. Kendalikan emosi Anda terlebih dahulu sebelum menanggapi suatu perilaku atau konflik.
3. Utamakan Diskusi: Jadikan diskusi sebagai senjata utama. Ajak anak berbicara, dengarkan sudut pandangnya, dan bersama-sama cari solusi yang terbaik.
4. Ciptakan Lingkungan Aman: Baik di rumah maupun di sekolah, pastikan anak merasa aman secara fisik dan psikologis untuk berekspresi dan tumbuh.
“Dengan komitmen bersama dari seluruh pihak–Orang tua, Guru dan Masyarakat. Kita dapat menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” ucapnya.
Melalui kegiatan hari ini, dirinya mengajak para Orang tua untuk jadikan setiap interaksi. Sebagai kesempatan untuk mendidik generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis. Tetapi cerdas sosial dan emosi, cerdas spiritual dan bijaksana dalam menghadapi kehidupan. (HKS).