JAKARTA, AKUIAKU.COM — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) resmi menerbitkan Orange Bond senilai Rp.16 triliun, yang sekaligus menjadi penerbitan Orange Sukuk pertama di dunia. Inovasi ini menjadi langkah strategis PNM dalam memperluas akses pembiayaan ultra mikro bagi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia.
Melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), PNM telah menjangkau lebih dari 13 juta nasabah perempuan hingga Agustus 2025. Capaian ini menjadikan PNM sebagai lembaga pembiayaan perempuan terbesar di dunia, melampaui Grameen Bank di Bangladesh.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyebut penerbitan Orange Bond sebagai bentuk penghubung antara keuangan global dengan kebutuhan masyarakat akar rumput.
“Saya istilahkan mempertemukan Wall Street dengan Backstreet. Modal global bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Sabtu, (27/9/2025).
Respons Positif Investor
Orange Bond PNM disambut positif oleh investor. Selama masa penawaran (book building) yang berlangsung selama delapan hari, seluruh emisi terserap penuh dan mengalami oversubscribe.
PNM menawarkan tiga tenor dengan tingkat kupon yang kompetitif:
1 tahun: 6,25%
3 tahun: 6,65%
5 tahun: 6,85%
Arief menjelaskan, tingginya minat terhadap tenor jangka panjang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental bisnis dan dampak sosial PNM.
Salurkan Rp.43,3 Triliun hingga Agustus 2025
Sejak diluncurkan, program Mekaar mencatat pertumbuhan signifikan. Jika pada 2017 penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp4,2 triliun, maka pada 2024 melonjak menjadi Rp68,2 triliun.
Hingga Agustus 2025, total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp43,3 triliun, dengan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 49,2%.
Selain pembiayaan, nasabah Mekaar juga mendapatkan pendampingan usaha, pelatihan, serta Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM)yang dirancang untuk membangun kapasitas kewirausahaan dan solidaritas kelompok.
Dorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
PNM menegaskan bahwa penerbitan Orange Bond telah mengikuti seluruh regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk proses verifikasi independen terkait aspek kesetaraan gender dan dampak sosial.
Langkah ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam mengurangi kemiskinan, mendorong kesetaraan gender, dan memperluas inklusi keuangan.
PNM juga memperkuat transformasi digital melalui aplikasi SenyuM Mobile serta melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang terintegrasi.
Dapat Pengakuan Global
Inisiatif PNM diakui di tingkat internasional. Pada Maret 2025, PNM turut berbicara dalam forum Commission on the Status of Women (CSW) ke-68 yang digelar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Di dalam negeri, PNM juga meraih penghargaan “Best Ultra Micro Finance for Empowering Women in Business” dari CNBC Indonesia, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata dalam mendorong kemandirian perempuan pelaku usaha mikro.
Siapkan Tahap Kedua Orange Bond
Melihat tingginya animo investor, PNM berencana menerbitkan Orange Bond tahap kedua senilai Rp1,02 triliun pada akhir 2025.
Langkah ini sejalan dengan visi PNM untuk terus memperluas dampak sosial keuangan yang adil dan inklusif.
“PNM tidak hanya menjadi lembaga pembiayaan, tetapi juga agen perubahan sosial melalui pendekatan berbasis komunitas,” ujar Arief. (Byl).