BANDUNG, AKUIAKU.COM — KEGIATAN Kelulusan & Pelepasan siswa kelas VI SDN 035 Soka Kota Bandung, berlangsung meriah dan menyentuh hati. Namun istimewanya, acara ini terlaksana tanpa pungutan sepeser pun dari Orangtua siswa. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial menjadi kunci sukses gelaran yang diinisiasi penuh oleh Panitia yaitu Orangtua

Kegiatan ini sekaligus menjadi respons positif terhadap edaran Gubernur Jawa Barat yang menegaskan. Agar kegiatan pelepasan atau perpisahan siswa, tidak dilakukan dengan pemborosan, tidak bersifat hura-hura dan tidak membebani keuangan Orangtua.
Apresiasi dari Kepala Sekolah
Kepala SDN 035 Soka, Agus Supriyadi, menyatakan kebanggaannya atas kolaborasi luar biasa antara pihak
Sekolah dan Orangtua Peserta Didik.
“Tidak ada biaya dari sekolah, tidak ada iuran dari Orangtua, tapi acara berjalan dengan sangat baik berkat bantuan Sponsor, Donatur dan Sinergi yang kuat,” kata Agus.
Bahkan Agus berharap, semangat ini bisa menjadi contoh bagi Sekolah lain di Kota Bandung. Ia juga mengingatkan rekan-rekan Kepala Sekolah untuk tidak lagi mengandalkan pungutan dari Orangtua dalam kegiatan sekolah yang tidak tercover sama BOS.
“Kolaborasi adalah jalan keluarnya. Dunia Pendidikan harus bebas dari beban biaya tersembunyi,” jelasnya.
Kepedulian yang Tak Membebani
Dwi Sumaryanto, salah satu Orangtua siswa yang juga menjabat sebagai Kaposko Satgas Saber Pungli Korwil Jawa Barat, menyampaikan bahwa semangat utama kegiatan ini adalah memberi kenangan tanpa menyulitkan Orangtua.
“Jangan sampai demi menyenangkan anak, Orangtua justru terjebak utang. Di SDN 035 Soka ini, tidak ada iuran, tidak ada paksaan. Murni keinginan dari para Orangtua yang mampu untuk berbagi,” ujarnya.
Gotong Royong Jadi Pilar
Selaku Ketua Pelaksana kegiatan, Jogi Nanjung Kurnia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini awalnya lahir dari tekanan waktu dan regulasi. Dalam waktu hanya sepuluh hari, para Orangtua dan Panitia bergerak cepat membentuk kepanitiaan, mencari sponsor dan mengatur seluruh rangkaian acara.

“Kami tidak menggunakan dana BOS, tidak juga memungut dari siswa. Semuanya dari Sponsor dan Donatur yang dengan ikhlas membantu. Inilah bukti bahwa gotong royong masyarakat kita masih kuat,” kata Jogi.
Ia juga menekankan bahwa pelepasan ini bukan sekadar acara seremonial. Tetapi menyentuh nilai-nilai emosi dan Apiritual anak-anak.
“Semua anak menangis, menyatu dengan Orangtua dan para Guru. Ini bukan soal tempat megah, tapi soal makna,” tambahnya.
Dari Orang Tua untuk Anak
Dimas Novabianto, selaku Ketua Komite Sekolah, menegaskan bahwa tidak ada intervensi dana dari sekolah atau pungutan.

“Ini murni gerakan hati Orangtua. Bahkan ada siswa yang curhat, mereka adalah angkatan yang terdampak PSBB, Merdeka Belajar, dan Pergub 2025. Maka kami ingin beri mereka kenangan yang layak,” ungkapnya. (HKS).