Kamis , April 18 2024
Home / Figuraku / Aher dan Netty Raih Penghargaan PWI…!

Aher dan Netty Raih Penghargaan PWI…!

Bandung, AKUIAKU.Com – GUBERNUR Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan istrinya Netty Prasetyani Heryawan. Dinilai oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memiliki andil besar di bidangnya masing-masing. Dalam usaha memajukan Provinsi Jawa Barat.

Selama 10 tahun atau 2 periode kepemimpinannya, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan telah membangun perubahan Jabar, lebih baik dalam berbagai sektor.

Sebanyak 500 lebih penghargaan juga telah diraihnya sampai sekarang. Sebelumnya, bulan Maret 2017 lalu. PWI Pusat juga telah menganugerahi penghargaan tertinggi PWI untuk Aher yaitu Pena Emas.

Sementara, Netty Prasetiyani Heryawan dinilai PWI, sebagai “Bunda Literasi” Jabar yang terus berkiprah meningkatkan budaya membaca masyarakat, melawan hoax dan meningkatkan ketahanan keluarga. Hal tersebut sejalan dengan visi dari PWI.

Aher dan Netty  dianugerahi penghargaan dari PWI Jabar, pada Puncak “Hari Pers Nasional” 2018 Tingkat Jabar yang digelar di hotel Asrilia Jl. Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jumat (23/02/2018) malam.

Ditemui usai menerima penghargaan, Gubernur Aher berharap, peringatan “Hari Pers Nasional” 2018. Akan mampu membangkitkan semangat khususnya pers di Jabar untuk senantiasa menghadirkan pers yang sehat, netral dan bersinergi dengan pemerintah dalam memajukan Jabar.

Pers menurutnya salasatu stakeholders yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan suatu negara. Mulai dari penyaji informasi, hiburan, pembentukan moral masyarakat, kontrol sosial hingga pengawal pemerintah.

“Pers memegang peranan sangat penting sebagai garda terdepan dalam mengawal proses pembangunan,” ujarnya.

Netty Prasetiyani saat menerima penghargan dari PWI sebagai “Bunda Literasi” pada Puncak Acara HPN Tingkat Jabar di Hotel Asilia Bandung.

Dikatakannya, seiring perkembangan zaman, pers pun dituntut beradaptasi dengan derasnya arus globalisasi. Bahkan saat ini ancaman tidak hanya berasal dari hal yang bersifat tradisional melalui kekuatan militer atau peperangan. Ancaman dari cyber dan hoax, kini justru menjadi salasatu ancaman utama yang dapat memecah belah bangsa atau lebih dikenal dengan proxy war.

“Disinilah pers dituntut memainkan perannya sebagai penengah dengan memberikan informasi yang benar dan apa adanya. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat khususnya kepada pemerintah,” kata Aher.

Menurutnya, hal itu tidak berlebihan mengingat banyaknya pemberitaan yang diluar kontrol dan dalam waktu sekejap berita tersebut tersebar luas.

“Dengan kata lain pers harus selalu mempertahankan konsep tabayyun seperti yang selalu saya singgung dalam berbagai kesempatan,” ucapnya.

Ketua PWI Jabar, Mirza Zulhadi mengungkapkan, tahun 2018 ini diwarnai dengan kegalauan media khususnya cetak dalam menghadapi masa depan. Konvensi media masa di Padang pada 9 Februari lalu, saat peringatan HPN, menggambarkan kegalauan itu.

“Masyarakat kita sekarang ini seolah sudah mabuk informasi. Ada kejenuhan disana, revolusi digital dan hoax sudah tak terkontrol,” ujarnya.

Tetapi bila berbicara fakta, sebenarnya media tidak perlu khawatir terutama pada media mainstrem atau media arus utama. Survei KPI mencatat, 87 % masyarakat masih mempercayai berita melalui media televisi. Bahkan 92 %, masyarakat tidak mempercayai informasi yang beredar di media sosial.

“Mereka yang menyukai berita di medsos karena isu-isu, tapi tetap untuk kebenaran mereka mencari media utama,” ungkapnya.

Begitu juga hasil survey dari SPS yang menyebutkan, masyarakat masih tetap suka dan percaya pada berita yang tersaji di Media Cetak.

“Jadi kesimpulannya adalah teruslah berkarya, profesional dan taat kode etik,” ujar Mirza.

Pada peringatan “Hari Pers Nasional” 2018. PWI Jabar mengadakan kejuaraan Renang Piala Kang Aher. Dan Pekan Olahraga Wartawan Daerah (Porwada), setelah 30 tahun tidak terselenggara, serta bakti sosial operasi katarak. (Red)

About Aku

Check Also

Pekerja Seni Indonesia Bersatu Demi Hak dan Kesejahteraan

CIBUBUR, AKUIAKU.COM — DALAM sebuah momentum bersejarah, sekitar 150 perwakilan Pekerja Seni dari berbagai latar …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *